Selamat Datang di Massenrempulu "Tana Ri Galla Tana Ri Abusungi" Panorama Massenrempulu
Photobucket
Selamat Menikmati Indahnya Alam Bumi Massenrempulu

Sabtu, 31 Mei 2014

SALADAN



Sebuah lingkungan masyarakat yang dikatakan bagus ketika level sosialisasi dan interaksi antar masyarakatnya cukup tinggi, para warga saling bersosialisasi dan berinteraksi antar tetangga bahkan dari ujung kampung dengan ujung yang lainnya tetap terjaga, dan pola seperti inilah yang masih dapat kita saksikan di daerah ini, di Bumi Massenrempulu. Walaupun tidak dipungkiri perkembangan teknologi seperti adanya handphone mempunyai dampak pada pola ini. Tempat favorit yang paling sering digunakan untuk bercengkrama dan berinteraksi adalah saladan yang merupakan sarana multifungsi bagi masyarakat. Saladan terdapat pada sebagian besar kolong rumah panggung yang ada di bumi Massenrempulu.

Saladan pada awalnya terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun rapi dan dipaku (kadang juga diikat pakai tali rotan) pada rangka saladan yang sudah jadi dengan tinggi sekitar 70 cm. Sekarang banyak saladan yang sudah dimodifikasi berbahan kayu ulin yang sangat kuat dan tahan lama.

Ketika panen bawang, kacang-kacangan,sayuran dan sebagainya, saladan adalah tempat menyimpan sebelum dijual ke pasar
Ketika ada yang meninggal, saladan adalah tempat duduk untuk mendengarkan siraman rohani daru ustadz
Ketika sore hari, tempat ibu-ibu berbagi cerita (bergosip yang dihaluskan...he...he..he...) dan sikutuan (saling mencari kutu dalam bahasa lokal)
Ketika mangbaro'bo, saladan adalah meja prasmanannya
Ketika kawinan, saladan adalah tempat membagi tetuk
Ketika rapat kelompok  tani, saladan adalah tempatnya
Ketika sekarang demam selfie merebak,saladan adalah tempat untuk bernarsis ria

Saladan oh.... saladan, akankah engkau abadi ?

Jumat, 30 Mei 2014

Once Upon a Time in Baraka



Mengisi hari dengan teman-teman sebaya memang sangat menyenangkan, setelah seharian mengisi liburan hari raya dengan bermain kini tibalah saatnya melepas penat dan  bercerita pengalaman hari ini (resume istilah buat orang-orang kantoran). Resume (yang bukan orang kantoran boleh juga pakai istilah ini kan?) hari ini : Pagi-pagi sekali mendapat giliran mangramba, lengan sedikit ngilu setelah sekian banyak mangkolak (melempar burung dengan tanah liat menggunakan alat sederhana yang terbuat dari bambu .... bukan PVC buatan Cina ehh... sekarang Tiongkok), suara sedikit parau setelah sekian kali berteriak huuuuaaaaaaaeeeee.......... pontelekoooooooooo......, dan tentunya tugas hari ini ditutup dengan makan siang yang hhhhmmmmmm....... sambal ikan teri dan sedikit sambal terasi plus dan kemangi... (wuuuuaaaa .... jadi berselera nih...). saat sore menjelang dan angin menampakkan goyangannya bergegaslah kami mengambil layangan sambil menyusuri pematang sawah dan berlomba menaikkan layangan setinggi mungkin, sesekali layangan kami adu, haa....ha...ha... layangan temanku Tappiling (terbang berputar-putar dalam bahasa lokal). hari ini kami tutup dengan mandi bersama.    

Kamis, 04 Juli 2013

MANGRAMBA


Mangramba salah satu aktifitas yang di tunggu-tunggu khususnya oleh anak-anak saat orang tuanya bersawah yaitu ketika padi mulai berisi yang akan membangkitkan selera makan bagi burung-burung kecil seperti burung pipit (denah : bahasa lokal Massenrempulu), sehingga mereka akan ditugas kan untuk menjaga burung di sawah setelah pulang dari sekolah. 
dibekali dengan senjata pekolak serta ayunan tali tinting dan dibarengi dengan teriakan yang cukup keras " huaaaaaaeeeee .....  pontelekoooooooo' " akan membuat si burung-burung kecil ketakutan dan terbang menjauh, setelah lelah berteriak tibalah waktunya untuk bermain musik menggunakan batang-batang padi yang dibuat sedemikian rupa dan ketika ditiup akan mengeluarkan bunyi seperti terompet kecil dan itulah Capunde'.
berbekal nasi putih, sedikit sayur dengan lauk sambal teri sangatlah cukup bagi pangramba untuk melewati siang hingga petang menjelang sebagai tanda bahwa tugas hari ini telah berakhir.
Mangramba ini akan berlangsung sekitar 1 bulan untuk varietas padi biasa (IRRI dll), tetapi untuk Lambau biasa memakan waktu sampai 2 bulan. 

Selasa, 28 Agustus 2012

Negeri di awan

Lapangan Sepak Bola yang berada di Dusun Dante Malua Desa Ledan Kec. Buntu Batu yang berada di ketinggian + 1.500 mdpl

Minggu, 26 Agustus 2012

HEBAT!!! DESA BONE-BONE JUARA PERTAMA PERLOMBAAN DESA TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012


Kearifan lokal dan inovasi yang dilakukan Desa Bonebone, Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Enrekang, akhirnya mendapat pengakuan nasional. Siang kemarin, Desa Bonebone, Kecamatan Baraka, dinobatkan sebagai juara 1 dalam Lomba Desa Tingkat Nasional di Jakarta.
 Penetapan itu dilakukan Kementerian Dalam Negeri dalam  acara Temu Karya Nasional Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional di Hotel Redtop, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2012.
Penghargaan diserahkan oleh Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni didampingi Ketua Umum Tim Pengerak PKK Pusat ibu Vita Gamawan Fauzi.
 Perlombaan Desa ini telah berlangsung sejak bulan April 2012 lalu, dengan tahapan seleksi administrasi, tahapan klarifikasi lapang­an dan Presentasi Calon Juara di Ditjen PMD Kemendagri.
Kepala Desa Bone bone yang menjabat dari tahun 2008 - 2014, Idris didampingi Bupati Enrekang, La Tinro La Tunrung, Camat Baraka, Harwan Sawati dan sejumlah pejabat Pemkab Enrekang menerima penghargaan tersebut.

 Keberhasilan itu menjadi sejarah Massenrempulu menembus kancah lomba desa nasional. Bupati La Tinro menerima piagam di Jakarta. “Desa Vone bone berhasil menyisihkan satu kesyukuran bagi warga dan bupati Enrekang sejauh ini akhirnya potret desa itu menjadi contoh desa terkemuka ditanah air,”kata camat Baraka, Harwan Sawati.
 Ada empat inovasi yang dilakukan masyarakat Desa Bonebone sehingga bisa mengalahkan lima desa lainnya yang masuk ke babak enam besar tingkat nasional dari seluruh desa se Indonesia. Yakni, diberlakukannya larangan merokok, memasukkan ayam potong ke dalam kawasan desa, memasukkan makanan yang mengandung zat pewarna, serta kewajiban menanam minimal 10 pohon bagi pasangan yang akan menikah di Desa Bonebone. Aturan tersebut, menurutnya, ditegakkan dengan sangat baik oleh masyarakat setempat. Dan keempat poin itu yang membuat Desa Bone-bone menjadi yang terbaik tingkat nasional,


Profil Singkat Desa Bone-bone
Desa Bone-Bone terletak di lereng Pegunungan Latimojong dan berada pada ketinggian + 1.500 mdpl  dan memiliki jumlah penduduk sekitar 801 jiwa serta memiliki luas wilayah kurang lebih 800 hektar. Desa Bone-bone berjarak sekitar 15 km dari Ibukota kecamatan Baraka dan 50 Km dari Ibu kota Kabupaten serta sekitar 300 Km dari Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.